Ada Apa di 10 Malam Terakhir Bulan Ramadhan?
Bulan Ramadhan sebagai bulan paling mulia dibanding bulan lainnya, memang selalu menjadi pusat perhatian setiap tahunnya. Ketika berbicara tentang keutamaan, maka lisan kita tidak akan pernah kering membicarakannya.
Bulan dimana ampunan Allah terbuka lebar untuk mereka yang layak mendapatkannya. Bulan yang menjadi wadah berlatih untuk menjadi insan yang lebih baik. Bulan yang 10 malam terakhirnya memiliki nuansa berbeda dari 20 hari pertamanya.
Bukan soal beriktikaf, bukan soal persiapan tradisi mudiknya, atau tradisi kue lebarannya.
Yang tak kalah penting adalah, apa kabar diri kita di 10 malam terakhir ini? Adakah ia menandakan menjadi lebih baik? Bukannya setelah 10 hari ini maka keistimewaan-keistimewaan Ramadhan akan hilang?
Adakah kita merasa semakin empati kepada yang membutuhkan setelah berhari-hari ikut merasakan apa yang mereka rasakan? Adakah kecondongan kepada yang diharamkan Allah menjadi semakin kecil setelah berhari-hari kita berlatih menjauhi yang halal sekalipun di siang hari?
Ya Allah... Kami hanya berharap usaha-usaha kami di bulan Ramadhan ini Engkau terima, maafkan kekurangan-kekurangan kami yang masih sangat banyak dalam melakukan ibadah. Maafkan bila kami masih sangat jauh untuk mendapatkan Lailatul Qadar-Mu. Ya Rabb, kami hanya mengharap ampunan-Mu. Ridhoilah kami ya Rabb.
Gabung dalam percakapan