Semua yang tertulis di website ini hanyalah pandangan pribadi penulis dan tidak bermaksud untuk menyudutkan pihak manapun.

Lebih Penting Kecintaan kepada Al-Qur'an daripada Hafalan Mutqin (?)

"Kok hafalan mutqin terus yang ditonjolkan, kan yang lebih penting itu kecintaan kepada Al-Qur'an"

Masya Allah. Kecintaan kepada Al-Qur'an adalah cita-cita besar kita bersama-sama, adapun berusaha menjadikan hafalan santri mutqin adalah tanggungjawab kita. 

Perkenalkan nama santri ini Azzam Syaifullah Ramadhan, saya biasa panggil dia Ipul, santri kelas 9 di Rumah Tahfidz Bakti Ilaahi. Hafalannya sekarang 22 juz dan baru beberapa waktu lalu tasmi' 20 Juz. Ya, tasmi' 20 juz. Bukan hanya pernah menyetorkan saja, tapi mampu mentasmikan semuanya. Ini adalah program unggulan Yayasan Daarul Iman Bengkulu.

Dia alumni SD Negeri. Waktu pertama kali di RTBI, anaknya dikenal tidak begitu percaya diri karena dia dari sekolah negeri, sedangkan kebanyakan teman-temannya dari sekolah IT. 

Kalo sekarang? Alhamdulillah, beberapa kali kami dapati dia tengah asyik murojaah di sela-sela waktu kosong selain waktu halaqah, di hari libur akhir pekan, bahkan ketika ada agenda rihlah di luar. Dia juga suka membantu guru-gurunya. 


Pernah saya candai dia begini:

"Pul, nanti habis dari RTBI antum ke sekolah umum aja lah ya 😁" canda saya kepadanya. 

"haaa? 😐" tampak sekali dia kaget, shock mungkin kok saya menyarankan demikian

"Kenapa ga mau, Pul?" pancing saya lagi

"Ya ga mau lah ustadz, percuma ana menghafal dan muroja'ah selama ini kalo ga lanjut ke tempat yang fokus ke Al-Qur'an. Sekarang aja kadang ada rasa malasnya, apalagi kalo tidak di tempat seperti ini" ucapnya yang membuat saya terharu. 

"Oh gitu, ya sudah kalo begitu. Berarti antum jadi ke tempat X ya? Semoga dilancarkan" 

"Aamiin" sahut Ipul dengan begitu semangat mengaminkan. 
__________________________________________________

Saya yakin, kita semua tahu bahwa kecintaan kepada Al-Qur'an adalah sesuatu yang pasti diusahakan oleh guru-guru Al-Qur'an. Masalah berhasil atau tidak itu hak prerogatif Allah. Kami tidak bilang kami berhasil, yang lain tidak. Tapi ini adalah cita-cita besar kita semua.

Maka poin "hafalan mutqin" adalah poin yang paling relevan untuk ditampilkan, karena masyarakat bisa melihat hasilnya secara langsung. Memiliki hafalan yang mutqin juga bagian dari usaha untuk menghadirkan kecintaan kepada Al-Qur'an. 

Hafalan yang mutqin akan memotivasi para santri untuk percaya diri dengan hafalannya. Berbeda ketika mereka sadar hafalannya tidak mutqin, mereka cenderung tidak percaya diri. Bahkan bingung yang mana harus dimurojaah? Bisa timbul kemalasan untuk mengulang-ulang hafalan. Akhirnya -naudzubillah- bisa jauh dari Al-Qur'an.


Semoga Allah memudahkan urusan kita semua 🤲